Gowa, baktionline.id
Forum Peduli Pedagang Kaki Lima (FPPKL) mendatangi kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Gowa menyampaikan aspirasi sekaitan rencana penyelenggaraan event Gowa Ramadhan Fair di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Syekh Yusuf Gowa yang merupakan fasilitas umum, Senin, 24/2/25
Dalam pernyataan sikapnya, FPPKL dibawa komando Yahya sebagai jenderal lapangan dan Rahim sebagai koordinator lapangan menolak kegiatan Ramadhan Fair yang diduga menjadi sarana pungutan liar yang mencekik pedagang kaki lima dengan memasang harga setiap tenan 6 (enam) juta rupiah.
Olehnya itu, FPPKL meminta untuk mencabut izin kegiatan Gowa Ramadhan Fair, stop penggunaan fasilitas umum untuk bisnis dan kepentingan pribadi.
Aspirasi FPPKL diterima anggota DPRD Gowa Faisal Nyengka dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) diruangan Alat Kelengkapan Dewan (AKD)
Faisal Nyengka saat dimintai komentarnya terkait aspirasi yang disampaikan mengatakan cukup prihatin atas kondisi sebagaimana yang disampaikan dari FPPKL.
“‘ kami prihatin, kami akan sampaikan kepada komisi terkait di DPRD Gowa dan dinas terkait untuk membicarakan ulang terkait Ramadhan Fair ini, kata Ketua Fraksi PAN DPRD Gowa ini kepada baktionline.id
Selanjutnya Faisal katakan dalam ramadhan fair ini sebaiknya mengakomodir pedagang kaki lima yang ada disekitar RTH agar tetap berjualan, tidak jadi penonton dinegeri sendiri.
Faisal berharap konstribusi tidak diangka yang disebutkan tadi ( 6 juta, red) sehingga mereka bisa mendapatkan tenan dan tetap bisa juga berjualan di RTH itu ( baca : ramadhan fair)
Ditempat terpisah, Rosmini Hamid selalu penyelenggara Gowa Ramadhan Fair dibawah naungan PT Green Production Sejahtera saat konferensi pers disalah satu cafe dijalan Tun Abdul Razak
mengatakan terkait dugaan pungutan liar (pungli) sebagaimana yang disampaikan dari FPPKL saat menyampaikan aspirasi di DPRD Gowa, Rosmini katakan pungli itu sesuatu yang dilaksanakan dengan menggunakan jabatan untuk mengambil keuntungan pribadi.
” saya adalah pihak swasta yang melakukan event, kami tidak melanggar aturan, kami ini legal, lengkap izin izinnya, Ungkap Rosmini.
Kalau kami dikatakan pungli, (unsur) punglinya dimana, pangkas Rosmini.
Selanjutnya Rosmini uraikan bahwa kami menetapkan harga 6 hingga 7 juta setiap tenan berdasarkan perhitungan biaya cost produksinya perusahaan, pasti juga kami mau profit termasuk untuk biaya karyawan kami. Urainya .
” Besaran nilai uang itu diperuntukkan untuk biaya tenan,tenda, setiap tenan ada listrik 2 ampere 450 watt dan itu listrik komersil, papan nama, jasa kebersihan area sekitar 5 – 6 orang selama kegiatan berlangsung, keamanan event, publikasi, papan bicara, baligho dan yang lainnya termasuk biaya tak terduganya, jelas Rosmini.
Terkait fasilitas umum (fasum), Rosmini sampaikan selaku masyarakat Gowa kami mengajukan surat permohonan izin penggunaan lahan lengkap dengan proposalnya.
” Yang memberi izin adalah pihak berwenang yang mengetahui yang mana bisa diberi izin mana yang tidak
dan itu panjang proses dan kajiannya sebelum keluar izin ” terangnya
Kalau dikatakan menggunakan fasum untuk kepentingan pribadi itu tidak benar, ujar Rosmini.
” maaf RTH itu fasum yang ada perdanya, betul fasilitas umum tapi bisa disewakan, kami memenuhi aturannya sehingga kami diberi izin berikut besaran nilai kami ikuti sesuai aturan ” Tegas Rosmini.
Diketahui, Gowa Ramadhan Fair 2025 sebagiannya dijelaskan Direktur Mr Green Production Rosmini Hamid ini digelar di Kawasan Syech Yusuf, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa, selama Ramadan.
Event tahunan yang dikelola oleh Mr Green Production ini sudah memasuki tahun ketiganya.
Event ini dipastikan menjadi magnet bagi masyarakat dengan perpaduan bazaar kuliner dan beragam aktivitas keagamaan.
” Gowa Ramadhan Fair bukan sekadar pasar malam. Melainkan sebuah event kreatif yang menjadi bagian dari industri kreatif lokal,kami menghadirkan event ini untuk memperkaya nuansa Ramadan di Gowa. Ini bukan pasar malam biasa, tapi bazar event dengan berbagai kegiatan yang punya nilai edukasi dan hiburan, Kunci Rosmini.
( Bawa Karaeng, Isra)