Gowa, baktionline.id
Beautiful Malino 2025 yang akan digelar selama 5 hari, mulai tanggal 9 hingga 13 Juli di kawasan eksotis hutan pinus Malino akan memberikan nuangsa yang berbeda dengan tahun tahun sebelumya.
Kali ini, nuangsa budaya yang dominan dalam pagelaran Beautiful Malino sesuai dengan tema colours of culture.
Hal itu disampaikan CEO Double Helix Indonesia, Ichal Tawil, IO Beautiful Malino dalam konferensi pers yang digelar di Baruga Karaeng Pattingalloang, Kantor Bupati Gowa, Minggu (6/7/2025.
Menurutnya, warna warni budaya, keragaman serta kekayaan budaya akan nampak dominan dalam beautiful Malino.
” Seperti pagelaran seni, musik serta pakaian dari berbagai suku di Sulsel akan kami utamakan termasuk kepada pengunjung diharapkan memakai pakaian adat dan budaya masing masing ” Ungkap Dr. Ichal.
Ichal katakan permainan tradisional,cultural camp dengan pertunjukan seni dan budaya tradisional termasuk carnaval budaya yang akan menemani pengunjung selama camping.
Pengunjung diajak menyelami kearifan lokal dan nilai budaya Gowa dalam suasana yang asri dan sejuk, jelas Ichal.
Beautiful Malino akan menyuguhkan pesona budaya, musik, dan keindahan alam yang memukau.
Ichal Tawil sebut penerapan sistem tiket digital berbasis barcode sebagai langkah modernisasi Beautiful Malino
“Beautiful Malino 2025 kami desain tidak hanya memikat dari sisi artistik dan budaya, tapi juga profesional dari sisi tata kelola dan pelayanan pengunjung,” terang Ichal.
Dengan harga tiket sebesar Rp12.500, pengunjung kini bisa membeli tiket secara online dan hanya perlu menunjukkan barcode saat tiba di lokasi.
Barcode akan dipindai sekali saja, dan tidak dapat digunakan ulang. Sistem ini diharapkan dapat mengurangi antrean dan menghindari penumpukan massa dipintu masuk.
“Kami ingin menciptakan suasana yang aman, nyaman, dan tertib sejak pengunjung menginjakkan kaki di area festival,” tambah Ichal.
Untuk mendukung sistem satu arah masuk-keluar, panitia telah menyiapkan seluruh fasilitas utama di dalam area festival, termasuk mushalla, toilet, serta deretan tenant UMKM yang menyajikan aneka kuliner dan produk lokal khas Gowa.
“Pengunjung tidak perlu keluar area untuk kebutuhan dasar. Semua sudah kami persiapkan agar mereka bisa menikmati festival dengan maksimal,” jelas Ichal.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Gowa, Ratnawati, menyampaikan Festival akan dibagi menjadi tiga area tematik utama yang menampilkan ragam budaya, pertunjukan seni, serta aktivitas interaktif yang dirancang untuk mempertemukan wisatawan dengan kekayaan lokal Gowa.
“Kami ingin pengunjung tidak hanya menjadi penonton, tapi juga ikut merasakan langsung budaya lokal. Ada ruang untuk ekspresi seni, interaksi budaya, dan tentu saja keindahan alam yang menjadi ciri khas Malino,” ujar Ratnawati.
Ia menambahkan bahwa pembagian zona ini merupakan bentuk nyata komitmen Pemerintah Kabupaten Gowa dalam mendorong pariwisata yang berbasis budaya, berwawasan lingkungan, dan memberdayakan masyarakat lokal.
“Beautiful Malino bukan sekadar festival hiburan, tapi bagian dari strategi jangka panjang untuk pembangunan pariwisata berkelanjutan dan ekonomi kreatif di Gowa,” ungkapnya.
“Kami harap seluruh masyarakat ikut berpartisipasi dan menjadikan festival ini sebagai ikon kebanggaan Sulawesi Selatan,” tambahnya
Dengan sentuhan teknologi, konsep tematik yang kuat, serta perhatian pada detail pelayanan, Ratnawati katakan Festival Beautiful Malino 2025 berpotensi menjadi festival budaya yang tak hanya menghibur, tapi juga meninggalkan kesan mendalam dan membanggakan bagi daerah.
(Bawa Karaeng, Isra)