Makassar, baktionline id
Ada yang menarik di debat perdana Pilkada Gowa yang digelar KPU Gowa di Hotel Claro Makassar, Selasa (15/10/24) malam. Kedua pasangan calon saling kupas program unggulan.
Pasangan calon bupati dan wakil bupati Gowa nomor urut 2, Husniah Talenrang-Darmawangsyah Muin (Hati Damai), memaparkan gagasan program pembenahan dan peningkatan pembangunan, serta keberlanjutan di Gowa. Sementara paslon Amir Uskara dan Irmawati Haeruddin (Aurama) justru lebih banyak menyinggung kegagalan pemerintahan Gowa, salah satunya rendahnya tingkat literasi di Gowa.
Begitu pun menyoroti Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Gowa yang dinilai masih sangat rendah. Selain itu menyinggung soal masih semrawutnya pengelolaan tambang galian C yang ilegal di Gowa. Termasuk pemberian izin bagi calon investor di Gowa.
Naiknya tingkat pengangguran di Gowa juga disoroti Aurama. Menurut Amir Uskara tingkat pengangguran di Gowa dari tahun 2022 hingga 2023 diklaim mengalami peningkatan dari 3,26 persen menjadi 3,37 persen.
Dari berbagai sorotan Aurama, pasangan Hati Damai justru tidak ingin ikut-ikutan menyalahkan pemerintahan saat ini. Malah duet ini berkomitmen untuk membenahi apa yang kurang dari pemerintahan Adnan-Kio, maupun melanjutkan yang sudah berjalan baik. Bukan justru mengkritik tanpa ada solusi.
Di sektor pendidikan misalnya, Husniah dan Darmawangsyah siap melanjutkan program pendidikan yang sudah berjalan. Termasuk peningkatan literasi yang disorot Amir Uskara.
Calon Bupati Gowa Husniah Talenrang menjelaskan, salah satu yang disiapkan untuk meningkatkan kualitas mutu pendidikan di Gowa, yakni memperhatikan kualitas guru. Sebab kata dia, guru adalah ujung tombak sehingga anak-anak bisa menjadi generasi yang unggul.
Soal pengelolaan tambang di Gowa, Husniah mengatakan perlu ada pengawasan dan monitoring ketat, baik yang dikelola maupun yang tidak. Selain itu investor yang ingin melakukan pertambangan harus mengoptimalkan perbaikan lahan agar dampak lingkungan bisa terus terjaga.
“Kita akan lebih fokus rehabilitasi lahan di sepanjang wilayah DAS sungai Jeneberang. Bukan hanya polusi tapi lebih kepada pengrusakan lingkungan. Perlu juga ada edukasi ke masyarakat agar tambang-tambang di Gowa dikelola dengan baik,” jelas Husniah.
Dalam menjaga ketahanan pangan, Hati Damai akan menjaga stabilitas harga dengan berkoordinasi antara produsen dan distributor. Mengkampanyekan kestabilan pangan juga perlu dilakukan, jangan sampai ada masyarakat yang tidak mendapatkan pangan yang sesuai kebutuhannya.
“Kita juga harus memfungsikan koperasi pertanian dan diversifikasi pertanian. Mengurangi ketergantungan pada satu jenis hasil pertanian saja, tetapi lebih variatif dan pemberian bantuan kepada petani untuk menghadirkan lumbung-lumbung hasil pertanian,” jelasnya.
Sementara Darmawangsyah Muin menambahkan, jika Hati Damai memimpin Kabupaten Gowa, sektor pendidikan akan menjadi salah satu sektor yang akan dibenahi. Tak hanya melanjutkan, tapi meningkatkan program pendidikan yang sudah ada saat ini.
“Banyak para pemuda-pemudi di Kabupaten Gowa pendidikan sainsnya masih sangat rendah, tetapi apapun itu dengan anggaran yang baik dengan kebijakan yang cukup baik dan bagus ke depan Hati Damai akan meningkatkan kualitas mereka sehingga nantinya dapat bersaing dengan baik baik ke depan,” tegasnya.
Soal sorotan Aurama terkait literasi, pihaknya juga tidak ingin menyalahkan sepenuhnya pemerintahan saat ini. Sebab ini juga terjadi secara nasional dan di berbagai daerah di Sulsel.
“Soal literasi misalnya, bukan hanya Gowa yang menurun, tapi memang secara nasional. Nah tugas kita harus membenahi itu dengan berbagai inovasi, dan tetap melanjutkan program pendidikan yang sudah berjalan di Gowa,” urai Darmawangsyah.
(Bawa Karaeng, Isra)